
Sebagian besar penonton youtube bergenre sinematografi mungkin tidak asing dengan nama orang ini. Bagaimana tidak? Banyak youtuber yang berkiblat pada gaya visual yang ditampilkan dari karya orang ini. Dikenal dengan pengemasan musik dan visual yang saling melengkapi. Gerak kamera cepat, steady cam, dolly zoom hingga transisi yang khas. Siapa lagi kalau bukan:
Edgar Howard Wright, lahir pada 18 April 1974. Seorang sutradara, penulis naskah dan produser film asal Inggris. Yang memulai proyek film pertamanya ketika remaja melalui film pendek dengan kamera video analog super 8. Hingga pada usia 20-an, ia menyutradarai beberapa program komedi untuk BBC.
Beberapa program tersebut yang menjadi pemicu untuk hadirnya film Shaun of the Dead, pada tahun 2004 yang disutradarai dan ditulis olehnya bersama Simon Pegg yang juga berperan sebagai karakter utama. Bercerita tentang Shaun yang ingin menyelamatkan orang terdekatnya dari zombi yang tiba-tiba ada di kota ia tinggal. Film ini sukses di box office karena genrenya yang unik, yaitu zombi tapi komedi. Dibalut dengan pembawaan komedi yang didukung oleh jenis shot dan editing yang segar dan jarang ditemui di film mana pun sehingga melekat menjadi sebuah gaya seorang Edgar Wright.
Fakta uniknya, film ini awalnya berjudul “Tea Time of The Dead” namun diganti untuk menghindari kebingungan dengan film lainnya.
Film ini dinominasikan untuk 2 kategori di BAFTA Awards, serta meraih penghargaan di British Independent Film Award dan Bram Stoker Award untuk Best Screenplay dan NME Award untuk Best Film. Bahkan Majalah Time menyebut Shaun of the Dead sebagai salah satu dari 25 film horor terbaik sepanjang masa.
Lalu diikuti oleh film aksi komedi berjudul Hot Fuzz pada tahun 2007, masih diperankan oleh Simon Pegg dan Nick Frost. Tak lagi bercerita soal zombi melainkan tentang seorang polisi berdedikasi (buddy-cop) yang dipindah tugaskan ke sebuah desa kecil yang tingkat kriminalitasnya rendah. Selama pemutarannya, film ini menduduki puncak tangga box office Inggris selama tiga minggu dan meraup 80 juta US dollar di seluruh dunia. Hingga memenangkan National Movie Award dan Empire Award untuk kategori Best Comedy Film.
Film berikutnya yang ditulis dan disutradarai oleh Edgar Wright adalah Scott Pilgrim vs The World pada tahun 2010. Sebuah film bergenre aksi, komedi, romasa dan fantasi. Yang mana ini adalah sebuah karya adaptasi dari novel grafis populer Bryan Lee O’Malley. Dibintangi oleh Michael Cera, Brie Larson hingga Steve Evans. Bercerita tentang perjalanan Scott dalam mengejar Perempuan bernama Ramona, yang mana dalam perjalananya Scott harus mengalahkan semua mantan dari Ramona agar hubungan bersamanya bisa tenang. Film ini terasa seperti komik yang dibuat menjadi film, dan dengan adanya film ini membuat karakteristik yang ada pada gaya bercerita Edgar Wright semakin tampak dan kuat. Film ini menerima nominasi di Bradbury Award dari Science Fiction and Fantasy Writers of America, dan menerima beberapa penghargaan seperti; Empire Award untuk Best Director, juga dua Satellite Awards untuk Best Film kategori Komedi dan Best Actor.
Pada 2011, ia menulis naskah adaptasi The Adventure of Tintin bersama Joe Cornish dan Steven Moffat untuk disutradarai oleh Steven Spielberg. Beberapa media menyebut bahwa filmnya menyenangkan dan menarik karena benar-benar menjadi sebuah film kombinasi yang brilian.
Pada 2013, ia kembali menyutradarai dan menulis bersama Simon Pegg sebagai film pamungkas dari The Three Flavours Cornetto Trilogy. Masih dalam genre komedi namun dibumbui oleh fiksi ilmiah dengan judul The World’s End. Lagi-lagi di sini Simon Pegg menjadi pemeran utamanya, yang dalam ceritanya ia mengajak teman-teman semasa SMA-nya untuk berkumpul lagi minum dari satu bar ke bar lainnya, namun ketika berada di bar dengan nama ‘The World’s End’ mereka merasa aneh dengan orang-orang di kota yang terlihat semacam robot. Film ini menerima nonimasi pada Saturn Awards pada kategori Best Screenplay dan Empire Awards pada kategori Best Director.
Edgar Wright bersama Joe Cornish juga menulis naskah untuk sebuah film garapan Marvel Cinematic Universe, Ant-Man pada tahun 2015 lalu. Yang beberapa pemberitaan menyebut, tadinya akan langsung disutradarai oleh Edgar Wright, namun tidak jadi, karena alasan perbedaan visi. Akhirnya dalam perilisan, ia tertulis sebagai penulis naskah dan eksekutif produser. Dalam film ini, pengaruhnya sangat terasa dalam penceritaan karakter Louis. Yang mana terdapat treatment khas dari Edgar Wright yang seringkali muncul di beberapa adegan.
Pada 2017, ia menyutradarai dan menulis film bergenre aksi dengan judul Baby Driver. Menjadi salah satu film dengan tema cerita yang segar, tentang misi pencurian dari sudut pandang seorang driver. Yang menjadi film ini menarik adalah ketika Edgar Wright mampu memakai soundtrack ke dalam sebuah adegan tanpa terkesan memaksa seperti film lain. Malah menyatu dan tidak mengganggu penceritaan yang sedang dibangun. Film ini mampu mendapat nominasi di Academy Awards 2018 pada kategori Film Editing, Sound Mixing dan Sound Editing; Empire Awards pada kategori Best Director; 2018 Critics’ Choice pada Best Action Film dan memenangkan penghargaan pada kategori Best Editing; dan menyabet 2 penghargaan di Georgia Film Critics Association untuk Best Director dan Oglethorpe Award for Excellence in Georgia Cinema. Juga Baby Driver mendapat penghargaan di Bandung Film Festival for Imported Film tahun 2018.
Pada 2021, ia menyutradarai film dokumenter The Sparks Brother yang menceritakan tentang perjalanan duo Sparks, Ron dan Russell Mael selama 50 tahun berkarir. Menampilkan wawancara dengan keduanya dan orang-orang yang terlibat dalam perjalanan karir mereka. Dibalut dengan animasi pendek dan lagi-lagi ada partisipasi Simon Pegg sebagai suara John lennon dan Nick Frost sebagai Ringo Starr.
Masih di tahun yang sama Edgar Wright merilis sebuah film horror psikologis, The Last Night in Soho, bercerita tentang seorang mahasiswi yang ingin menjadi seorang desainer pakaian di London yang tinggal di sebuah kamar yang tadinya adalah milik seorang penyanyi night club Soho pada tahun 1960-an. Yang menjadi unik adalah plot ceritanya, yang mana ketika mahasiswi ini tidur, ia bermimpi bisa berganti badan ke penyanyi night club Soho tersebut. Selama film berlangsung, kita diajak mengikuti perjalanan mahasiswi ini untuk menyelesaikan masalah yang dialami oleh si penyanyi di masa itu.
Lagi dan lagi, film Edgar Wright yang satu ini pun mendapat nominasi di NME Award untuk kategori Best Film; BAFTA 2022 untuk kategori Most Outstanding British Film dan Best Sound; dan 46th Saturn Awards 2022 untuk kategori Best Horror Film, Best Supporting Actress, dan Best Film Production Design.
Terbaru pada 2023, ia memproduseri sebuah serial animasi Netflix berjudul, Scott Pilgrim Takes Off. Tak jauh berbeda dengan film live-actionnya, karena pengisi suara dari karakter yang ada di serial ini merupakan aktor-aktor yang juga memerankan karakternya pada tahun 2010. Yang menjadi pembeda adalah, kali ini Edgar Wright menjabat sebagai eksekutif produser. Masih bercerita tentang Scott yang jatuh cinta kepada Ramona dan harus melawan 7 mantannya. Namun, keadaan berubah secara tak terduga ketika Scott kalah dalam pertarungannya melawan mantan yang pertama dan tampaknya terbunuh. Sehingga akhibatnya semua kehidupan semua orang berubah secara drastis, Ramona yang berpikir bahwa Scott mungkin masih hidup, ia menyelidiki kepergiannya.
Serial animasi ini menjadi cerita yang baru dan cukup segar, karena berani bereksplorasi daripada hanya mereplikasi dari keberhasilan IP Scott Pilgrim yang sudah ada atau sekadar mengeruk keuntungan dari judul populer. Kabarnya, di 2024 Scott Pilgrim Takes Off masuk dalam nominasi GLAAD Media Awards untuk kategori Outstanding Limited of Antology Series.
Itulah sedikit biografi dan cerita film-film yang pernah digarap oleh Edgar Howard Wright. Harapannya dengan tulisan ini bisa menjadi referensi untuk coba mengulik karya-karya dari sutradara favorit para youtuber sinema. Dan teruntuk yang sudah pernah menonton karyanya, mungkin ini bisa menjadi sedikit nostalgia sehingga bisa membuat kalian memutuskan untuk menonton filmnya lagi.
Fakta Unik! Edgar Wright rajin membagikan list karya-karya sineas yang dirinya tonton selama setahun di Instagram pribadinya.
Terima kasih telah membaca. Salam sinema!