10 Tahun IPSMF 'Nature's Whisper' Bawa Isu Relasi Kompleks Antara Manusia dan Semesta
Fakultas Komunikasi dan Ilmu Sosial Universitas Telkom menggelar ajang tahunan bergengsi, kompetisi fotografi dan film pendek skala internasional dengan tajuk International Photography and Short Movie Festival (IPSMF) 2025. Lebih dari 300 karya dari fotografer dan filmmaker berpengalaman baik nasional maupun internasional.
Sebagai rangkaian puncak, IPSMF menghelat acara yang diisi dengan screening, talkshow, dan awarding. Acara digelar di Gedung Auditorium Damar Telkom University pada Rabu (12/11/2025), dan dihadiri lebih dari 400 orang dalam dua sesi.
Melalui tema besar “Nature’s Whisper: Warning Signs of a Changing World,” IPSMF 2025 menghadirkan perspektif relasi kompleks antara manusia dan alam.
Acara dibuka dengan penampilan tarian khas Indonesia Timur dari Unit Kegiatan Mahasiswa IMMAPA secara meriah. Kemudian dilanjutkan dengan pemutaran tiga film pendek kompetisi yang terpilih. Film animasi pendek karya sineas muda Dava Gibran, "Bandung 2045: A Story from the South" menjadi pembuka yang secara langsung mengingatkan audiens dengan menampilkan kisah haru pasca-banjir besar di Bandung Selatan akibat ulah masyarakat yang tak bertanggungjawab terhadap lingkungan.
Dilanjut dengan "Garden of Eden" karya Matjia Margetić, sebuah cerita distopia tanpa warna (hitam-putih) yang menggambarkan seorang perempuan merindukan aroma bunga di tengah udara yang tak dapat dihirup. Kemudian pemutaran ditutup dengan "Gentle Hum of Spring" karya Simon Garez menyajikan potret seorang penjaga lebah muda di Saskatchewan yang berjuang mempertahankan koloninya di tengah ancaman musim semi yang mencair.
Ketiga film ini menjadi bukti bahwa suara kekhawatiran terhadap bumi dapat direfleksikan dalam bentuk apapun. IPSMF 2025 mendorong para filmmaker untuk berkarya secara berani dan peduli terhadap alam.
Tak sampai di situ, IPSMF juga menghadirkan talkshow inspiratif yang dipandu oleh Pradipta Dirgantara, yang menampilkan Fotojurnalis lingkungan Mas Agung Wilis Yudha Baskoro dan praktisi industri film Indonesia Benny Kadarhariarto.
Melalui pemutaran film dan talkshow, IPSMF menegaskan bahwa film dan fotografi tidak hanya sebagai sarana hiburan dan informasi tetapi juga sebagai medium kreatif dalam menyuarakan isu lingkungan.
Acara dilanjutkan dengan Awarding Ceremony secara meriah untuk mengapresiasi karya-karya yang telah lolos seleksi sekaligus merayakan kreativitas para filmmaker dan photographer. Karya dikurasi langsung oleh para juri IPSMF 2025 yang terdiri dari Joe Adimara, Raden Ahmad Fauzan, Muh Faisal, dan Wira Hadi yang fokus menemukan karya yang ciamik perihal teknis dan memiliki suara dan pesan yang tajam.
Pada kategori Short Movie, Dwi Oktaviani, Bambang Hadi, dan Henrry Pramudya melalui karya film dokumenter “Paddy, The Source of Life! (Padi, Sang Pemberi Hidup),” berhasil menyabet dua penghargaan sekaligus untuk Best Documentary dan Best Cinematography. Film ini menampilkan cara pandang yang dekat dalam menggambarkan jiwa dan kehidupan bertani.
Sementara itu, Simon Garez meraih penghargaan Best Director melalui filmnya, “Gentle Hum of Spring,” yang dinilai mampu menemukan keindahan dalam keseharian dan harmoni dengan alam. Di kategori fiksi, “Those Left Behind (Mereka yang Tertinggal)” karya Dior Yoyada Tampubolon memenangkan Best Fiction karena dinilai berhasil menangkap realitas tantangan sosial dan lingkungan. Kategori Best Screenplay dimenangkan oleh Fattah Fajar untuk karyanya, “Nadir.”
Di kategori General Photography, Andaru Firmansyah keluar sebagai Juara 1 melalui fotonya yang berjudul, “The Zero Kilometer of Citarum River,” Bahlawan Giam Hamdani meraih Juara 2 dengan “Symphony of a Waterfall,” sementara Intje Hajri meraih Juara 3 dengan karya fotografi bawah lautnya, “Save Coral Reef.”
Di kategori Student Photography, Iswahyura Putra Wasisa meraih Juara 1 dengan karya “Harmonizing Ecosystem and Nature Conservation,” disusul Juara 2 yang diraih oleh Adly Auliatama Taufan melalui “Cahaya di Balik Sunyi Malam,” Andra Anggara Pratama meraih Juara 3 dengan “Cahaya Kehidupan.”
Rangkaian IPSMF 2025 ditutup secara meriah dengan penampilan musik dari Muthia Nadhira dan kejutan Ferry Irwandi yang turut bernyanyi di atas panggung.
Melalui perhelatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli terhadap isu lingkungan melalui dalam karya visual yang kreatif, sekaligus menginspirasi lebih banyak kreator untuk lebih berani menyuarakan perubahan.
.